Kategori: Konvensional
Terjerat Pergaulan Bebas
Saya terlahir dari keluarga berada dan terhormat, dengan latar belakang keturunan Indo. Saya tumbuh seperti gadis lain, lincah, memiliki banyak teman, dan dianggap pintar di sekolah. Namun, saya mengalami hambatan dalam pendidikan namun akhirnya bisa menyelesaikan pendidikan diploma di bidang sekretaris. Saya pernah terjerumus dalam pergaulan bebas, terutama di kelas dua SMA dengan menjalin hubungan yang melanggar norma. Saya merasa kurang mendapat perhatian dari orang tua yang sibuk bekerja, sehingga kurang merasakan kasih sayang.
Gadis Pujaanku
Pertama kali saya bertemu Priscilla tiga tahun lalu di SMU swasta di Jakarta. Dia adalah gadis tercantik di sekolah, dengan tinggi sekitar 173 cm dan tubuh yang ideal. Saat masuk kelas, saya langsung tertarik padanya, dia memakai seragam batik ungu dan memiliki rambut yang cantik. Beberapa bulan kemudian, kami mulai dekat. Saya senang tahu bahwa dia belum memiliki pacar. Suatu hari di bulan September, saat pelajaran Aljabar, saya terus memperhatikan tengkuknya yang mulus.
Saat Istriku Pergi
Saya adalah seorang laki-laki biasa yang baru ditinggalkan oleh istri saya karena kami tidak mau mengalah. Dengan kepergiannya, flat kami kini memiliki dua kamar kosong. Di tempat kerja, saya tidak bercanda seperti biasanya, sehingga salah satu teman wanita merasa simpati pada saya. Setelah jam kerja, kami pulang bersama. Di dalam tram, saya menjawab banyak pertanyaannya tentang kepergian istri saya dan kami mengabaikan kemacetan di Melbourne. Setelah sampai di rumah, saya membiarkannya mengambil sesuatu di kulkas dan pergi ke kamar mandi. Ketika kembali, dia sudah duduk membaca majalah dan kami mulai bercerita.
Memperkosa Pria
Namaku adalah Jenny, aku adalah gadis lugu yang dikawinkan oleh orang tua pada usia 20 tahun. Kekasihku bernama William, seorang kapten ABRI. Hubungan kami dekat, tapi orang tuaku tidak setuju dan mengawinkanku dengan Ricky, kakak William. Orang tuaku lebih suka Ricky karena dia pegawai negeri. Akhirnya kami menikah, tapi tidak punya anak karena Ricky sibuk bekerja. William ditugaskan ke Jakarta dan menurutnya akan kembali setelah 6 bulan. Aku bekerja di taylor milik Ny. Win dan dipanggil untuk membuat desain jas penting.
Seri Pembantu Rumah Tangga, Atun
Sepeninggal Lastri, kami mendapat pembantu baru bernama Atun, seorang wanita berumur 23 tahun. Atun berambut lurus sebahu, berkulit sawo matang, dan memiliki tinggi sekitar 160 cm dengan berat 50 kg. Ia tampak pendiam saat memperkenalkan diri, namun sering melirik ke arah saya. Atun baru menikah dua bulan lalu dan terpisah dari suaminya yang bekerja di luar negeri. Setelah beberapa hari, Atun menunjukkan kerja yang rajin dan efisien. Saya mulai bekerja shift kedua, pulang larut malam ketika istri saya sudah tidur lelap.
Seri Pembantu Rumah Tangga, Lastri
Beberapa waktu lalu, pembantu kami yang sudah tua, Mbok Iyem, pulang ke kampungnya di Jawa Tengah setelah dipanggil anaknya. Sebelum pulang, ia berjanji untuk mencarikan pembantu baru dari kampungnya, sehingga tidak ada kekosongan di rumah kami. Pembantu baru itu adalah Lastri, gadis berumur 18 tahun yang telah putus sekolah. Pada hari Senin, saya mendapat cuti selama tiga hari. Setelah istri saya berangkat kerja, saya santai di rumah dan Lastri sedang membersihkan rumah. Tiba-tiba, Lastri berkata, "Maaf Pak. . . , Saya mau mengepel lantainya. "
Seri Pembantu Rumah Tangga, Titin
Pada pertengahan bulan April, kami mendapat pembantu baru bernama Titin, seorang gadis Sunda berusia 15 tahun. Dia melarikan diri dari kampungnya untuk menghindari pernikahan yang dipaksakan. Titin ditampung oleh yayasan penyalur tenaga kerja dan mulai bekerja di rumah kami. Dalam minggu pertama, dia rajin bekerja, tetapi sifatnya masih kekanakan dan manja. Dia suka memakai baju kaos terusan yang membuat penampilannya terlihat jelas. Aku merasa tertarik padanya dan sering mencoba berinteraksi dengan cara yang tidak langsung.
Seri Pembantu Rumah Tangga, Inah
Aku sudah berumah tangga dan mempunyai seorang anak. Kehidupan kami berubah setelah menikah, kami menjadi lebih dewasa dan santai. Namun, nafsu seksku tetap menggebu. Awalnya, istriku melayani semua nafsuku, tetapi akhirnya kami membuat kesepakatan, dia mengizinkanku mencari wanita lain asal dibeli, bukan dipelihara. Lama-lama aku bosan dengan pelacur dan lebih banyak tinggal di rumah. Istriku sibuk karier, sementara anak kami diasuh oleh orang tua kami. Suatu hari, aku pulang dan menemukan seorang wanita bernama Inah, pembantu baru kami.
The Boss Daughter, Named Inge
Aku bekerja sebagai sopir untuk pengusaha kaya di Surabaya. Namaku Herman, umur 25 tahun, dari Malang. Sudah 3 tahun bekerja dan sedang menabung untuk kuliahku yang terhenti karena biaya. Banyak teman SMA bilang aku ganteng dan atletis. Aku suka wanita keturunan dengan kulit putih. Juraganku punya anak tunggal, Inge, 17 tahun, yang aku antar ke sekolah setiap hari. Aku tertarik dengan penampilannya yang seksi dan tidak bisa menahan diri untuk merasakan kedekatan.
Novie, Neneng dan Mona
Novie, pacarku, adalah seorang Account Manager di biro iklan. Dia memiliki mobil perusahaan dan rumah sendiri, tetapi tidak mau diakui sebagai sudah menikah. Kami telah bersama sejak dia berusia 23 tahun. Nobie memiliki tubuh ramping dan tidak keberatan jika payudaranya tidak besar. Kami suka bermain bersama, dan dia sering membangunkanku dengan menyentuhku saat tidur. Saat kami berdua, ada banyak permainan yang kami lakukan, terutama saat dia merasa terangsang dan ingin bertemu.
Mojang Bandung
Beberapa tahun lalu, aku bekerja pada proyek di sebuah BUMN besar di Bandung dan menghabiskan setahun di gedung kantornya. Gedung ini memiliki banyak fasilitas, termasuk bank, kantor pos, dan kantin. Di lantai satu ada toko koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, yang dikelola oleh tiga pegawai, salah satunya adalah Sari, seorang gadis berusia 22 tahun. Sari menarik perhatianku dengan penampilannya dan perilakunya yang genit. Awalnya, aku hanya ingin membeli makanan, tetapi minatku tumbuh ketika aku mulai berinteraksi dengannya.
Cinta Tulusku
Saya seorang Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di kota M dengan panggilan Edwin. Tiga tahun lalu, setelah kuliah, saya belanja di sebuah Toko Serba Ada di Kota M. Sebagai anak kost, saya membeli Mie Instant dan soft drink kesukaan saya. Di kassa, saya dilayani oleh kasir yang manis dan ramping, berumur sekitar 30 tahun. Saat membayar dengan uang receh, kasir itu menyebut saya anak kost. Dua hari kemudian, saya kembali ke toko itu berharap bertemu kasir cantik tersebut untuk belanja lagi.