Kategori: Konvensional

Karena Terlambat Datang - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Karena Terlambat Datang

👀 11 ⭐ 0.0

Aku ingin menceritakan pengalaman terbaru setelah mendapat pekerjaan di perusahaan swasta di Bandung. Suatu pagi, aku terlambat masuk kantor karena ketiduran setelah menonton dua Blue Film. Keterlambatan itu membuatku malas pergi, tetapi saat aku masuk, semua pegawai wanita memandangku heran, sedangkan teman pria cuek. Susan dan Meina mengejekku tentang keterlambatan dan kemungkinan marah dari personalia. Aku menantang taruhan; jika tidak dimarahi, mereka harus kencan denganku, dan jika kalah, aku akan mentraktir makan malam.

Kenikmatan di Villa - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Kenikmatan di Villa

👀 12 ⭐ 0.0

karena Maria mulai gencar melakukan gaya-gaya yang membuatku bergairah. Aku mulai merasa dia menjadikanku sasaran kepenasarannya. Mungkin karena sikap dinginku kepadanya. Aku bisa melihat dengan jelas kedua mata indahnya itu seakan memelas agar aku mau menyentuhnya dan membawanya ke surga kenikmatan. Tetapi tetap saja aku tepis. Hingga akhirnya, ketika Maria akan berulang tahun dan merayakannya hanya denganku. Dia menyuruhku datang ke villa keluarganya, tentu saja tidak ada siapa-siapa kecuali pembantunya. Lalu pada malam harinya, aku datang dengan membawa seikat bunga untuk Maria. Pembantunya mempersilahkan aku duduk di ruang tengah, sementara itu dia memanggil Maria majikannya. Tiba-tiba dalam kesendirianku, aku dikejutkan dengan ciuman yang mendarat di pipi kananku dari belakang. "Eh. . , udah datang. . ! " ucap Maria sambil duduk di sebelahku. "Iya. . , met ultah sayanku. . . " jawabku sambil memberikan bunga yang kubawa untuknya. Kedua mataku sibuk memperhatikan Maria, karena penampilanya sungguh luar biasa. Dia cantik sekali dengan pakaian sackdress-nya. Aku tidak mempedulikan ocehan Maria, karena konsentrasiku kini pada tubuhnya yang sexy. Aku tahu kalau Maria tidak memakai BH karena putingnya tercetak jelas. Hampir saja aku menggigit lidahku karena disuguhkan pemandangan seperti itu. Maria yang terdiam rupanya memperhatikanku dan tersenyum genit. Dia mendekatiku dan membisikkan kata-kata, "Aku akan memberikannya padamu sayangku. . . " Ucapannya itu membuat aku.

Seni Bercinta - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Seni Bercinta

👀 9 ⭐ 0.0

Aku berusia 26 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan IT di Jakarta. Aku mengenal dunia seks sejak SMP ketika mulai berciuman dan mencumbu teman wanita. Aku mudah mendapatkan teman wanita, mungkin karena aku pandai membuat suasana dan obrolan. Aku ingin menceritakan salah satu pengalaman seks-ku. Pada awal tahun 1999, setelah pulang dari bengkel, aku terhambat oleh mobil Colt yang mogok. Ada mobil sedan di belakangnya, dan tiba-tiba seorang gadis keluar untuk membantu mendorong Colt. Aku terpana melihatnya.

Saya Seorang Dukun 02 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Saya Seorang Dukun 02

👀 10 ⭐ 0.0

Sambungan dari bagian 01 Sekarang saya dalam posisi mendekap Mbak Retno dari belakang, sambil meremas-remas buah dadanya yang basah dan licin, karena saya beri sabun. "Saya ingin mempersiapkan payudara ini untuk menyambut kedatangan anak Mbak..." bisik saya dengan konyol. Dan sama konyolnya, Mbak Retno mengangguk percaya. "Selain Mas Irawan, juga ada yang meremas ini Mbak..?" bisik saya lagi. Mbak Retno menggeleng. Saya menempelkan mulut saya di belakang telinga wanita yang berbau harum itu. Secara sengaja menghembuskan nafas di sana, membuat mata wanita ini semkin kuat dipejamkan, namun mulutnya terbuka menahan geli yang merangsang. "Angkat kedua tangan Mbak ke atas, berpegang di rambut saya..." Wanita itu menurut dan saya menyaksikan ketiaknya yang tanpa bulu, karena habis dicukur. Tangan saya pelan-pelan turun ke bawah. Wanita ini kelihatan

Kekuatan Cinta 02 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Kekuatan Cinta 02

👀 11 ⭐ 0.0

Sambungan dari bagian 01 menjelaskan tentang saling berkirim foto yang dianggap lucu. Penulis meng-scan foto untuk dikirim ke Florence lewat email, namun Florence belum membuka foto tersebut. Dia berencana untuk membuka foto secara bersamaan pada hari Jumat, yang merupakan hari mereka berkenalan. Pada pukul 13. 00 WIB, mereka melihat wajah masing-masing. Penulis terkejut karena melihat Florence yang muda dan cantik, mirip artis. Dia mengingatkan pembaca pria untuk tidak mencoba mendekati Florence, karena dia adalah tipe yang setia.

Kekuatan Cinta 01 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Kekuatan Cinta 01

👀 11 ⭐ 0.0

Si Bule petugas Imigrasi membuatku kesal karena dia lama meneliti pasporku, meski visaku ke Italia masih berlaku. Ini adalah kunjunganku yang ketiga ke Roma, kali ini untuk menemui Florence, kekasih gelapku. Temanku Erwin menganggap aku gila dan nekat meninggalkan keluarga serta pekerjaan untuk perjalanan ini. Mungkin ini yang disebut 'the power of love'. Semuanya bermula dari email yang kuterima di www. 17tahun.com, dari seorang wanita bernama Florence yang terlihat terbuka.

Nikmatnya Bercinta di Pantai - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Nikmatnya Bercinta di Pantai

👀 12 ⭐ 0.0

Saya 'new comer' di sini dan ini pengalaman menulis saya yang pertama kali. Ini hanyalah sebuah fantasi yang saya dapatkan dari film porno, jadi ini bukan pengalaman asli saya karena saya bukan seorang wanita. Saya mohon maaf jika tulisan ini kurang memuaskan. Saya seorang pria, jadi tolong jangan kirim email yang tidak perlu karena saya tidak akan membalasnya. Saat itu pagi, sekitar jam 6. 30. Saya bangun untuk ke kamar mandi, cuci muka, dan sikat gigi. Setelah minum kopi, saya memutuskan berjalan-jalan ke pantai di belakang cottage tempat saya menginap. Saya berlibur sendirian untuk menyendiri dan refreshing dari kehidupan kota yang bising. Setelah mengenakan bikini pink dan mengambil novel, saya pergi ke pantai. Saya merasa risih mendeskripsikan bagian tubuh sendiri, tapi rasanya kurang pas jika 'blank'.

Semerbak Teratai di Kolam Berlumpur 02 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Semerbak Teratai di Kolam Berlumpur 02

👀 10 ⭐ 0.0

Perlahan, Vivi berjalan menuju kasur dan memeluk leher saya sebelum mencium saya dengan buas. Setelah berciuman cukup lama, saya membaringkan dia di kasur dan melanjutkan ciuman. Saya mengarahkan tangan ke dadanya yang tertutup handuk dan mulai membuka handuk tersebut. Dengan handuk terbuka, udara dingin menyentuh kulitnya dan Vivi membuka matanya. Saya mengungkapkan perasaan saya dan melanjutkan ciuman sambil menjelajahi tubuhnya lebih lagi.

Semerbak Teratai di Kolam Berlumpur 01 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Semerbak Teratai di Kolam Berlumpur 01

👀 10 ⭐ 0.0

Didalam hitam ada putih, didalam putih ada hitam. Didalam kebenaran ada kesalahan, dan didalam kesalahan ada kebenaran. Tidak ada yang abadi dan sempurna di dunia ini. Di tengah kolam berlumpur yang kotor tumbuh sekuntum bunga teratai nan indah dan semerbak. Adakah yang bersedia mengotori dirinya untuk mendapatkan bunga tersebut? Bagian pertama: Pertemuan Pertama Jakarta, Februari 1996. Pada hari Minggu siang, saya bersama dua teman, Andi dan Al, berjalan-jalan di Mal Ciputra. Andi adalah teman akrab saya sejak kecil, sedangkan Al adalah adik teman kuliah saya. Saat di eskalator menuju lantai 5, saya melihat paha seorang gadis yang langsing dan berpakaian rok mini. Degup jantung saya semakin cepat saat melihatnya. Ketika sampai di lantai 5, saya mempercepat langkah untuk menyusul gadis tersebut, diikuti oleh Andi dan Al.

Walk In Interview 03 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Walk In Interview 03

👀 12 ⭐ 0.0

Sambungan dari bagian 02, Tia mendekati orgasme keduanya. Dia memelukku erat dan napasnya mulai memburu. Saya meningkatkan kecepatan penetrasi untuk membantunya. Tia berteriak dengan nama saya saat orgasme datang. Setelahnya, saya memberinya waktu untuk mengatur napas dan memberikan senyuman. Saat Tia membuka matanya, saya memujinya dan tiba-tiba menarik tangannya untuk mendudukannya di pangkuan saya. Kami berciuman, dan saya perlahan memasukkan diri saya kembali ke tubuhnya, membiarkannya memegang kendali dan menggerakkan tubuhnya di atas saya.

Walk In Interview 02 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Walk In Interview 02

👀 13 ⭐ 0.0

Sambungan dari bagian 01, saya terdiam tidak tahu apa yang saya pikirkan. Pandanganku tertuju pada wanita di depanku dan pemandangan kota Bandung. Lagu "Angel" oleh Jon Secada membuatku hanyut dalam lamunan. Tia memecahkan keheningan dengan komentar tentang pemandangan. Kami menjalin kedekatan dengan berbagi cerita dan bercanda selama perjalanan pulang ke hotel. Saat tiba di lobby hotel sekitar pukul 11 malam, Tia meminta untuk mengobrol. Saya setuju karena dia kesulitan tidur di tempat asing.

Walk In Interview 01 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Walk In Interview 01

👀 13 ⭐ 0.0

Cerita kali ini adalah rekaan yang terinspirasi dari kejadian di lokasi nyata. Nama-nama tokoh disamarkan untuk melindungi privasi. Kisah ini sebaiknya dipasang tanpa alamat email penulis. Pada 11 Oktober 2000, saya, Ryo, mengendarai mini jeep ke hotel P yang mewah di Bandung. Sebagai mahasiswa yang baru lulus dan sekarang menganggur, saya tidak tahu kenapa harus ke hotel ini. Saya diundang oleh seseorang bernama Ibu Ratna untuk mengikuti suatu acara.