Kategori: Konvensional

Sofa Kuningku
"Kamu ada es batu? " Aku menjawab, "Di kulkas ada air dingin, kamu tidak perlu es batu. " Imel mengambil gelas dan air dingin dari kulkas. Sambil menonton TV, aku bertanya, "Eh si Erika masih lama yah meeting-nya? " Imel duduk di sampingku dan menaikkan kakinya di meja. Aku menjelaskan bahwa Erika akan selesai sekitar jam 3 atau 4. Imel menawarkan air minumnya, tapi aku menolak karena tidak bisa minum es. Saat Imel menyedot gelas kosong, ia menatapku nakal dengan senyum kekanak-kanakan.

Yuni, Customerku 03
mendapatkan air, aku kembali ke tempat tidur. Yuni masih tidur di sisiku, terlihat lelap. Aku berbaring dengan tenang, menikmati ketenangan malam. Suasana sunyi dan nyaman membuatku merasa rileks. Beberapa saat kemudian, aku mulai merasa kantuk lagi dan perlahan-lahan mencoba untuk tidur kembali di samping Yuni. Malam itu penuh dengan kelelahan, tetapi juga perasaan puas setelah semua yang terjadi sebelumnya.

Yuni, Customerku 02
Perjalanan aku merasa heran bagaimana dia bisa mempertahankan keperawanannya meskipun sudah bermain sejauh itu. Aku yakin dia akan menyerahkan keperawanannya padaku suatu saat. Setelah malam yang indah itu, aku selalu teringat padanya, tapi karena kesibukan, aku belum sempat menghubungi Yuni. Empat hari setelahnya, aku kembali ke kantor dan tidur setelah menyerahkan berkas. Temanku membangunkan aku dan menyebutkan ada cewek cakep yang datang, tanpa aku gubris karena sangat capek.

Yuni, Customerku 01
Saat ini aku hampir menjadi seorang insinyur elektro dan menunggu wisuda. Sambil menunggu, aku dan teman-temanku membuka toko komputer pada Agustus 2000. Suatu pagi, seorang cewek bernama Yuni datang ke toko untuk membeli komputer. Dia menawarkan uang muka 5 juta untuk satu set komputer dan setuju untuk melunasi sisanya besok. Setelah selesai membuat penawaran, aku langsung merakit komputer yang dipesannya dalam waktu tiga jam.

Dilema Kehidupanku 02
Sambungan dari bagian 01 Setelah acara selesai, aku pulang dan mendengar kata-kata buruk tentang istriku dari tetangga. Meski awalnya ragu, saat sahabatku juga membahasnya, aku mulai percaya. Tiga hari aku tidak berbicara dengan istriku, dan sikapnya terasa berbeda. Yenni bertanya, βKamu kenapa sih? Apa salahku? β Namun, aku tetap diam. Yenni yang pandai mengelola emosi mencoba meredakan suasana. Dia mengancam pergi jika aku terus diam. Kaget, aku menarik lengannya dan bertanya, βSiapa lelaki yang pernah ke mari? β

Dilema Kehidupanku 01
Aku adalah seorang pria single fighter, sebenarnya aku seorang duda. Dulu, aku sangat bahagia memiliki istri yang cantik dan sayang padaku. Tinggal bersama ibu mertuaku dan seorang pembantu perempuan. Sebelum menceritakan kisah dilema rumah tanggaku, aku ingin berbagi pengalaman dengan sekretarisku, Sari. Nama saya Hendi, umurku 28 tahun, dan aku adalah Presiden Direktur di perusahaanku sendiri. Suatu ketika, perusahaanku mengadakan acara liburan, dan aku pergi sendiri karena istriku ada urusan keluarga. Aku merasa tertarik dengan sekretaris ku, Sari, yang selalu menunjukkan perhatian padaku.

Aib Membawa Sengsara
Aku ingin menceritakan pengalaman nyata teman ayahku yang bernama Gunawan. Dia adalah pemuda tampan dari kalangan atas, dengan posisi sebagai Vice President. Namun, aib yang menimpanya membuat posisi itu hilang dan digantikan oleh ayahku. Walau begitu, Gunawan tetap menganggap ayahku sebagai teman. Gunawan tinggal di Pondok Indah dan hanya ditemani pembantu rumah tangga bernama Rini yang sudah dianggap sebagai keluarga. Hari Senin, saat menjadi Vice President, Gunawan merasa bangga dan mulai lupa diri, sehingga dia meliburkan diri dari perusahaan.

Nikmatnya Seorang Perawan
Ani sering mengajak saya ke rumahnya, tapi saya merasa tidak biasa. Akhirnya, dia ingin main ke rumah saya, dan saya bingung karena belum pernah kedatangan teman cewek. Suatu hari di kampus, setelah mata kuliah pertama, kami merasa bosan dan Ani memaksa untuk ke rumah saya. Dia ingin tahu tempat tinggal saya dan curhat. Saya tinggal di rumah nenek, jadi tidak ada masalah. Saat di rumah, saya tidak grogi dan kami mulai mengobrol, lalu Ani mengatakan, "Ted panas. "

Reuni SMA
Suatu hari kami mengadakan reuni dengan teman-teman SMA satu kelas di pantai Pangandaran. Kami berjumlah 40 orang dan mencarter bis dari Bandung. Perjalanan memakan waktu sekitar 4-5 jam. Sesampainya di Pangandaran, kami menyewa sekitar 10 rumah penduduk, dengan masing-masing rumah diisi 4 orang. Aku, Herry, Linda, dan Sandra menempati rumah yang cukup bagus dengan 2 kamar tidur. Herry dan aku adalah teman akrab sejak SMA, tetapi sekarang kami bekerja di kota yang berbeda.

VCD Time
tentunya sekalian saya mempraktekkan bahasa Inggris saya. Kami bercerita mengenai asal-usul kami bahkan kadang-kadang Kaori menanyakan mengenai kehidupan seks saya dan hal itu membuat kami bertambah akrab. Saya dan Kaori sering berjalan bersama-sama dan banyak orang yang menganggap saya adalah pacar Kaori walaupun sesungguhnya kami adalah teman akrab saja. Saya dan Kaori sering pergi berduaan ke sebuah kasino Burswood yang sangat terkenal di sebuah kota di Australia. Suatu hari saya berada di apartement sendirian. Saat itu saya masih tinggal di boarding di universitas saya dan saya masih belum memiliki banyak teman. Hari itu adalah hari minggu dan saya sedang membersihkan rumah sekaligus menyetrika pakaian. Ketika saya sudah menyelesaikan pekerjaan saya dan saya ingin mandi, tiba-tiba saya dikejutkan oleh ketukan pintu dan saya sangat kaget ternyata Kaori sudah di depan pintu. Saya mempersilakan Kaori masuk dan Kaori duduk di sebuah bangku yang cukup sederhana. Kami bercerita banyak mengenai keadaan negara masing-masing. Ketika saya sedang asyik menceritakan keadaan Indonesia, Kaori secara tidak sengaja melihat sebuah VCD yang berada di atas meja belajar saya. Tiba-tiba dia bangkit meninggalkan saya dan mendekati meja belajar saya. Setelah itu, dia meminta saya untuk memutar VCD tersebut. Saya sempat malu dan tidak menuruti kemauannya tetapi dia terus-menerus.

Kisah di Akhir Tahun 01
Suasana sepulang sekolah menyenangkan bagi Mitha. Dia menikmati semua yang terjadi di sekitarnya, seperti saat melihat teman sekelasnya menjatuhkan jajanannya atau pasangan yang malu-malu saat disoraki. Suatu ketika, Gara menghampirinya dan mengajak pulang. Mitha merasa nyaman saat mereka naik sepeda motor, membiarkan angin menyentuh rambutnya. Gara kemudian ingin mencari tempat untuk berbicara, dan Mitha setuju meski merasa cemas. Mereka berhenti di sebuah gang kecil dan tiba di rumah kecil yang rimbun.

Pelet Udin
Yeni ditugaskan sebagai pimpinan unit sebuah bank BUMD di kabupaten, yang memaksanya berpisah dengan suaminya. Ia menyewa kamar di paviliun milik wanita tua. Pada hari pertama bekerja, Yeni menerima banyak kesan dari bawahannya. Ia selalu menggunakan bendi milik tetangganya, Udin, seorang duda berusia 45 tahun. Seiring waktu, Udin mulai menyukai Yeni, tetapi ia menahan perasaannya karena tahu Yeni sudah berumah tangga dan suaminya selalu datang setiap minggu. Udin merasa tidak nyaman melihat kebersamaan mereka.