Kategori: Konvensional

Sensation of Car Park 02
Sambungan dari bagian 01 Setelah tenang, kulanjutkan melepas celana caprinya, kujatuhkan ke bawah di depan Escudo malang itu. "La, may I?" gini-gini aku perlu minta ijin juga dong mau lihat the most private stuff-nya Lala. Lala cuma mengangguk lemah dan tidak berapa lama lolos sudah celana dalam mungil itu dari yang punyanya (iya kalau punya Lala, nah kalau punya emaknya?). It's so pinky! liang itu sudah sangat becek sampai belepotan di pangkal pahanya. Kumasukan kepalaku ke dalam pangkal paha Lala, seperti tahu (apa karena sudah lemas kali yaa?) posisi yang nyaman buat dia, kakinya yang jenjang ditekuk mengikuti bentuk punggungku. Tanganku? tanganku sudah pasti deh melayap mengelus-elus, sambil meremas-remas pahanya terus ke atas meraih puting payudara indah Lala lagi. Kepalaku makin masuk sampai bibirku bersentuhan

Sensation of Car Park 01
Hi semua! Aku new challenger nih, ingin juga ikutan kirim cerita-cerita pribadiku. Say hi, buat seluruh pembaca, "Let's Taste The New Sensation! " Langsung saja yaa! Ini ceritaku tahun 1998 kemarin, umurku saat itu 18 tahun dan aku sudah semester I di kuliah. Aku Iyan, 179cm/68kg, Sunda-Jepang, anak band yang punya jam terbang di cafe-cafe atau Nite Club di kota 'S'. Di 'B', setelah tampil, aku dikenalkan dengan partner vokalku, Lala, seorang model SMP yang cakep dan tinggi. Aku tawarkan dia makan bareng dengan teman-teman.

Dunia Malam 02
Ciuman kecil di seluruh bagian tubuhku, diikuti dengan jilatan yang menambah rangsangan. Jika tidak terpengaruh obat, aku sudah mencapai kepuasan karena sensasi yang diberikan Nelly. Rangsangan semakin meningkat saat Nelly mulai menghisap kejantananku seperti es krim. Aku menikmati permainan itu sampai tak tahan dan membalasnya. Kami telanjang dan siap melanjutkan. Aku menciumi dan menjilati kemaluannya, di mana Nelly mendesah setiap kali aku menyentuhnya. Harum tubuhnya menambah keindahan pemandangan di depanku.

Dunia Malam 01
Cerita ini adalah tentang kejadian nyata dua tahun lalu ketika penulis terlibat dalam kehidupan malam yang penuh dengan narkoba dan seks bebas. Saat itu, terjadi gelombang reformasi di ibukota yang menyebabkan kerusuhan. Kerusuhan ini mengganggu rencana ulang tahun temannya di diskotik di Ancol, meskipun semua persiapan untuk pesta telah dilakukan dengan baik. Penulis menelepon diskotik untuk memesan tempat, tetapi diberitahu bahwa diskotik ditutup untuk alasan keamanan. Penulis mulai berpikir pesta akan dibatalkan dan merencanakan untuk pergi nonton dengan Nelly.

Kehidupan yang Indah 03
Hanya bertatapan kosong, mata kami hanya bergerak ke kiri dan ke kanan sambil melihat satu sama lain. Tatapan itu dalam dan membuatku terbawa. Aku bisa merasakan dada Anya bergerak dan denyutku juga terasa. Aku mengecup bibirnya dan kemudian kembali menatapnya. Anya mengelus punggungku dan tangannya menjelajahi tubuhku. Kami saling tatap tanpa peduli keadaan di bawah, saling memahami melalui tatapan. Anya menyentuhku dan membawaku lebih dekat padanya, sementara aku hanya mengikuti arahan darinya.

Kehidupan yang Indah 02
Waktu aku kembali, Anya duduk di pinggir tempat tidurku sambil minum air es yang aku tuangkan. Dia mulai berani menyentuhku dengan lembut, dan aku merasa senang. Aku memiliki alat musik baru, gabungan antara saxophone dan gitar, yang sangat interaktif. Jari-jariku menikmati bentuknya yang unik. Aku juga merasakan bagian-bagian tubuh Anya dengan lembut, seperti telapak kakinya. Aku berusaha menggambarkan betapa hidup dan nyatanya Anya di pelukanku. Anya juga mulai berkomunikasi melalui gerakan jarinya.

Kehidupan yang Indah 01
Oh yah, anggap saja namaku Alvi, pria 27 tahun. Aku merasa malu untuk berbagi tentang diriku dan menyembunyikan beberapa detail. Jadi, jangan berusaha menebak. Ini adalah kisah nyata yang sederhana. Saat pertama kali kenalan dengan Zefa, aku mengingat kata-kata spontan yang kuucapkan. Zefa adalah seorang model yang berprestasi di bidang kecantikan, hanya teman abangku. Aku tidak ingin menjelaskan fisik Anya terlalu detail, meskipun dia memiliki kecantikan yang mungkin sukar dijelaskan.

Guru Wali Kelas Anakku
Sebagai kepala rumah tangga, saya merasa bahagia ketika anak laki-laki saya, Jerry, masuk SD kelas 1. Setelah istri saya meninggal karena kanker payudara, saya harus mengurus Jerry sendirian. Hidup saya terasa sedih dibandingkan sebelumnya. Saya mengajarinya PR dan memasak, meskipun masakan saya sering tidak sempurna. Suatu hari, Jerry berkata bahwa guru ingin bertemu saya. Ketika saya ke sekolah untuk bertemu Ibu Diana, saya merasa gugup, tetapi saya berusaha mengendalikannya agar anak saya tidak melihat. Ibu Diana ternyata belum menikah.

Birahi Tinggi 02
Sambungan dari bagian 01 Tiba-tiba terdengar 2 kali pintu kamar diketuk dan langsung dibuka begitu saja tanpa menunggu jawaban dari saya, saya sungguh kaget. Terlihat Middleton muncul di balik pintu, sebelum ia mengatakan sesuatu, saya tanyakan padanya di mana Raymond dan Gillian. "Mereka telah memulai bersenggama, Ev.." jawabnya. Setelah mendengar jawabannya itu, saya dapat menyimpulkan apa maksudnya apalagi saya lihat di balik celana pendek Hawaii-nya terlihat penisnya menegang, entah itu gara-gara film atau gara-gara Raymond dan Gill. Saya tersenyum kecil. Sambil mengangkat tangan kanan saya dan menandakan supaya ia mendekat, ia pun mendekati saya yang masih duduk di depan komputer sedangkan di layar monitor tetap menampilkan blue film orgy. Setelah dekat, Middleton melirik ke layar monitor sedangkan tangan kanan saya, berusaha menjamah penisnya dari luar

Birahi Tinggi 01
Nama saya Eva M, 22 tahun, seorang mahasiswi jurusan ilmu sosial di Coventry. Saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya. Pada 11 Maret 2001, pukul 15:45, saya terbangun dari tidur siang dengan badan yang pegal setelah perjalanan jauh dari Lecce. Kamar saya berantakan dan saya merasa malas untuk menerima tamu. Namun, saya harus membuka pintu. Ternyata yang datang adalah Gillian yang membawa dua kantong plastik, mengatakan bahwa dia baru membeli dua kaset video blue film.

Teman Kuliahku Penari Striptease
Pengalaman saya ini cukup aneh. Nama saya Dimas. Beberapa bulan yang lalu, saya dan tiga teman menyewa kamar di hotel Borobudur, hotel bintang 5. Kami ingin menyewa dan menonton striptease. Kami semua adalah mahasiswa dari perguruan tinggi di Jakarta. Kami memilih menginap pada malam Sabtu karena ada cafe terkenal, "Musro". Saya percayakan urusan striptease pada teman yang berpengalaman. Setelah makan malam, sekitar pukul 20:30, kami kembali ke kamar menunggu kedatangan cewek striptease. Sekitar jam 9 malam, bel kamar berbunyi dan benar itu adalah cewek striptease.

Nikmat Membawa Sengsara 02
Sambungan dari bagian 02 "Uh. . saatnya untuk sedikit beraksi Ded! " kata Dedi dalam hati. Ia berdiri di belakang Shinta dan perlahan mendekat. Shinta terkejut saat merasakan Dedi. Ia berpura-pura sibuk sambil menggerakkan pinggulnya. Dedi merasa terangsang. Shinta berpikir untuk meminta Dedi pulang setelah satu sentuhan lagi. Ia membaca di layar dan menggerakkan pantatnya. Dedi merasa senang dan berpikir akan bercinta. Namun, Shinta memberitahu Dedi untuk pulang setelah memberikan selembar kertas. Dedi bingung apakah semua itu hanya khayalan.